15 Agustus 2011 || Jatinangor || Buka Bersama (setelah magrib)

Serasa rindu akan hangat masa-masa paling membahagiakan semasa dulu masih berseragam putih-abu, semasa kejadian hedon, antar jailin temen sekelas, temen beda kelas, adik kelas, dan juga tak luput guru kena kegilaan anak-anak abg tahun 2005-2007, tentunya di sekolah jauh dari kota Bandung, di sebuah desa kecil nan indah, Rancaekek. Sekolah menengah atas negri 1 Rancaekek dan satu-satunya di Rancaekek. Sudah tak teras sekitar 4 tahun saya harus dipaksa meninggalkan sekolah dengan alasan harus melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi, antar kuliah dan bekerja, dan saya salah memilih, saya kuliah. 4 tahun berpisah membuat rasa orgasme rindu ini terasa sangat berada dipuncaknya.

Agustus tanggal 15 bertepatan dengan tanggal 15 Ramadhan menjadi momen yang sedikit pas untuk melakukan temu dan dengan lawak 4 tahun kebelakang. Sebenanya kita memang sering berkumpul, tidak selama 4 tahun kita tidak bertemu, sekitar 6 bulan kebelakang kita pernah mengadakan jalan-jalan bersama, tetapi karena memang rasa rindu yang sangat kuat membuat kita menjadi serasa belum bertemu 10 tahun. Mungkin terlalu hiperbola, tapi apa yang akan diperbuat ketika beretpatan dengan Bulan Ramadhan dan rasa rindu. 1 jawaban yang pas berkumpul dengan mengadakan buka shaum bersama, tentunya setelah magrib.

Seperti biasa saya dan Danny salah satu teman yang selalu menjadi panitia khusus yang mengkonsep acara dengan sedemikan rupa hingga acara bisa berjalan dengan lanjar dan aman. Sekitar 1 minggu mengedarkan pesan pendek ponsel. Dan akhirnya beberapa anggota kelas yang dapet hadir dalam acara yang sangat tidak puguh ini. Beberapa teman banyak yang mengganti no ponselnya dengan yang baru, dan beberapa berhalangan untuk hadir karena keperluannya masing-masing. Maklum kita sudah beranjak dewasa, sudah berkepala 2 lebih 1 tahun dan beberapa sudah lebih 2 tahun, tapi ada juga yang lebih 5 tahun, tapi sekarang entah dimana orang itu berada.

Acara yang singkat namun penuh dengan ketidakpuguhan ini hanya menghadirkan 9 orang, pria semua. tempat yang belum tentu dimana membuat sekitar gerbang universitas di Jatinangor yang sedikit banyak membuat Rancaekek banjir yang kami pilih untuk berbuka dengan yang manis-manis dengan cara cuci mata melihat mahasiswi, terlalu tidak puguh. Hanya sop buah yang kami dapatkan saat itu, dan tentunya orang yang telah memilki pekerjaan tetap disebuah perusahan swasta dengan gaji diatas rata-rata yang harus mentraktir kita, bayar Danny.

9 orang yang telah merantau ke daerah jatinagor itu ternyata masih bingung harus mengenyangkan perut yang belum terisi nasi dari sekitar pukul 4 dini hari. Akhirnya ngariung dulu di entah taman entah apa, poek da, untuk membahas kalanjutannya makan dimana. Sambil bingung mencari tempat 3 orang para pencari Tuhan melakuan aktivitas shalat magrib disekitar universitas tersebut. Sementara mereka beribadah datang 1 orang yang menyempatkan hadir setelah pulang kerja, padahal ti jatos nonton rosemary. Tapi sayang tak lama beliau bisa mengikuti perkumpulan rahasia yang tanpa tujuan ini. Dan akhirnya Anggi meninggalkan kami, dan di ikuti Billy yang lelah pulang kerja, dan Reka yang tidak mau ketinggalan untuk menyaksikan bibinya lahiran, katanya.

Setelah 3 orang soleh tersebut hadir kembali dalam kelompok kami, akhirnya kami putuskan untuk segera menghajar nasi, tapi dimana, bingung. Setelah telpon berdering terus, Danny harus tereliminasi karena wanita adalah segalanya, apeu. Warung yang entah namanya, dari rekomendasi orang yang tersingkirkan tadi yang kami pilih, "murah jeung loba aslina didinya mah", alasannya. Dan sekitar menunggu 30 menit baru makanan yang dipesan segera hadir dihadapan kita bersama, edan teu 30 menit. Tarik nafas yang panjang lalu dihembuskan lagi, murah timana? Loba timana? itu yang terdengar langsung dari mulut para tersangka yang telah memesan itu. Intina mah kaduhung. Saya, Hamzah, Gandara, Gelar, Arif K, dan Decky, tak henti berkomentar masalah makanan yang sedang  berada dimeja. Karena kekecewaan tersebut semua makanan yang berada dimeja tersebut habis tak bersisa, lapar seunah teuing lebar pedah mahal. Jam setengah 10 pun tiba, saat teletabi berpisah. semua berpisah menuju rmah masing-masing. Beres cerita singkat namun tidak puguh ini.


Berharap pada waktu yang akan datang semua anggota kelas akan hadir.
SCLENO

Tertanda,
Agung Teguh Satria Pratomo
16 Agustus 2011

4 komentar:

Aulia mengatakan...

Jadian Deui Ah,,,Pake Surat resmi tapina,,HAHa

Anonim mengatakan...

terharu...><

Agung Teguh Satria Pratomo mengatakan...

siap gie make amplop jeung tanda tangan bu teti, sakalian pak nurdin.haha

ahh eca mah ga ikut sih, si gelar sedih tau ca.haha

rumdini rahayu mengatakan...

jadian deui, pokoknya ntar sesudah lebaran kita main ok,,, saha tah nu bisa nyetir mobil jeng punya simna,

Posting Komentar