Kinanti, aku menikmati permasalahan hidup yang aku nikmati - #5

Untuk Kinanti,

Selamat pagi kinanti, aku menulis surat ini selepas tidur yang mengikatku tadi malam. Semoga suratku sampai pagi hari, karena kamu tahu pagi sangat indah untuk dinikmati bersama kicau burung dan hangat matahari yang baru, bersama sepoci teh manis hangat dan dirimu duduk di sebelahku.

Kinanti, aku telah lama tidak mengirim surat kapadamu, bukan karena aku lupa. Aku tak bisa berfikir jernih sekarang-sekarang ini, pekerjaan yang membuat hidup yang setadinya merasa bebas kini harus menjadi serasa terikat. Hidup yang selalu berusaha membuat diriku tak karuan, entah permainan apa yang di lakukan Tuhan terhadapku. Aku kini menjadi seorang yang lebih banyak berserah atau tepatnya aku menjadi pemalas untuk menyelesaikan pekerjaan yang ku dapatkan. Aku tidak seambisius dahulu. Aku hampir kehilangan pekerjaanku karena ini. Aku tak dapat fokus terhadap apa yang sedang aku kerjakan. Daedline, besok harus terbit, atasan marah, teman sekantor tak membantu, anak jalanan, semeraut negara, dan bla bla bla yang selalu ada setiap hari. Ahh aku memang sudah tidak dapat menjalankan rutinitas yang selalu berulang setiap harinya, sekiranya aku tahu aku tidak menyukai hidup seperti ini. Semoga kau disana baik-baik saja.

Kinanti, hidup memang harus dijalani sepertimu yang selalu menikmati hidup. Akupun tak lepas dari caraku kini menikmati hidup dengan segala permasalahan diriku sendiri terhadap hidup yang aku nikmati. Ada sesuatu dari hidupku yang sedikit menyenangkan akhir-akhir ini, aku kini lebih sering hidup diluar rumah, di jalan, di rumah teman, di sanggar, di tempat dulu kita mengajar, dan di beberapa tempat yang jauh dari rumah. Tapi aku merasa bahagia hidup diluaran sana, dengan rasa tali persaudaraan yang kuat dan satu sama rasa yang didapat. Ini menjadi sebagian kenikmatan dari permasalahan hidup yang selalu aku jumpai setiap hari. Menjadikan kebosanan rutinitas yang tak kunjung berubah setiap harinya, dan aku ingin selalu menikmati.

Kinanti, pasti kau tidak pernah menyukai surat ini yang tak terlampir terhadapmu karena semua kehidupanku. Kita memang tidak dapat mengetahui bagaimana kita hidup kedepannya kelak, kita tidak bisa selalu menginginkan kehidupan yang kita kehendaki, tapi kita dapat merubahnya dengan menikmati kehidupan yang diberikan, nikmatilah kehidupanmu Kinanti, aku mencintaimu.

2 komentar:

Welga Adibayu mengatakan...

keren,,hehehehe :D

Agung Teguh Satria Pratomo mengatakan...

punten mang nembe diwaler.
haturnuhun mang.hhe

Posting Komentar