Halte

1. Lama lelaki itu duduk di halte bus, sudah sekitar 2 jam ia di sana. Entah apa yg ditunggu, bukan bus. #isengCerita

2. Berapa puluh bus yang berhenti ia tetap tak bergeming, diam. Tak jelas pula apa yg dilihat, pandangannya kosong kedepan. #isengCerita

3. Sesekali ia melihat jam tangannya dan kembali melihat kedepan, hambar. Matahari sudah condong ke barat, angin biasa saja. #isengCerita

4. Cuaca cukup ramah untuk lelaki paruhbaya ini, faktor usia memang rentan penyakit terkena angin. #isengCerita

5. Dengan planel biru lengan panjang dan celana bahan hitam pekat iya terlihat tampak muram, wajahnya datar. #isengCerita

6. Entah yang keberapakalinya bus kembali berhenti, lelaki itu tetap diam. "Selamat sore, Josh." Sapa supir lagi, tak digubris. #isengCerita

7. "Hey, apa kabar?" Tiba-tiba perempuan menghampiri dan duduk di sebelahnya. "Saya Lisha." Menawarinya berjabat tangan. #isengCerita

8. "Orlando?" Lelaki itu menggeleng. "Aku harus kesana, sepupuku kecelakaan td siang. Semoga tak terlambat. Ia sepupu terbaik." #isengCerita

9. "Kami dibesarkan bersamaan oleh nenekku. Setelah besar kami dipisahkan untuk urusan akdemik." Tatapan lelaki itu mulai fokus #isengCerita

10. Cerita perempuan tadi mengaburkan lamunannya yang sudah lebih 2 jam. Entah apa yg menarik perhatiannya, Lisha menyenangkan. #isengCerita

11. Bus datang lagi, ini yang ditunggu Lisha. "Hey Josh." Sapa supir lagi. Berbeda, lelaki itu mengacungkan tangan kanannya. #isengCerita

12. "Ini busku. Aku harus pergi." Lisha berdiri, "Kau sudah lama? Untuk alasan apa pun kau juga harus pergi, tak baik untuk kesehatanmu."

13. "Namamu?" Tanya perempuan itu. "Josh. Edward Josh." Jawab lelaki itu. "Josh, nama sepupuku Grace. Ia kelainan, autis." Lalu menaiki bus.

14. "Semoga harimu menyenangkan Josh." Kata supir dari dalam bus. "Iya, terimakasih." Jawab lelaki itu. Perlahan bus itu menjauh, juga Lisha

15. Lelaki itu kembali melihat jamnya. Sudah 2 setengah jam iya duduk. Ini sudah lebih dari waktu normalnya berdiam. Segera ia harus kembali

16. Sejenak lelaki itu diam mengingat kata perempuan tadi, 'untuk alasan apa pun, kau juga harus pergi', "apa magsudnya?" Tanyanya dlm hati.

17. Sinar matahari hanya tinggal menyisakan serpihan cahaya dibalik dedaunan. Langit mulai merah, lembayung. Tak lama lelaki itu berdiri.

18. Lelaki itu pergi dgn kata-kata yg tak sempat diucap. "Lisha, kamu mirip istriku saat masih muda, ia meninggal tertabrak di halte tadi."

Rancaekek, januari 2015

0 komentar:

Posting Komentar