Pagi ini saya kembali menonton film tentang seorang anak negri yang terpaksa di asingkan karena di tidak mau hidup dalam kemunafikan. Cita-citanya hampir sama, menjadikan negara mempunyai rasa hak yang sama, tidak mementingkan suatu golongan agama, komunitas, organisasi, apalagi partai, dan bersih dari segala bentuk kecurangan negara. Pagi ini adalah pagi ke-10 bulan ke-tiga dari dari 7 tahun masa jabatan pemerintahan sby. Dimana masih kita rasakan kesenjangan sosial perbedaan ras, agama, dan partai politik. Kehidupan yang layak bagi para rakyat masih dari cukup, pemerintah hanya mengitung persentase tentang penurunan angka kemiskinan dengan data-data dari para antek-antek yang menginginkan kekuasaan tanpa menghiraukan keaslian dari data tersebut dan tanpa melihat realita kehidupan aslinya. Para militer kini asik di bawah kekuasaannya karena dia juga berasal dari militer. Para pegawai negri kini hanya disibukan dengan kenaikan gaji untuk membela suatu partai polotik. Para polisi disibukan dengan lalulintas yang semerawut dengan cara mengadakan razia jalanan yang berharap ada beberapa dari pengendara motor yang melakukan kesalahan dan memberi sogokan. Para oknum organisasi agama menghakimi agama lain yang menurutnya tidak pantas, padahal mereka sendiri tidak mengetahui apakah mereka benar. Para penguasa kapitalis berbahagia karena konsumen mereka semakin menyukai produk mereka dan hanya memberi keuntungan pemilik modal. Pemerintah disibukan dengan pengadaan tempat kerja baru. Dan media sibuk mencari iklan dan memberikan tontonan murahan agar rakyat lupa akan pemberitaan kerusakan di pemerintahan.
Pagi ini saya di temeni dengan lagu Aftercoma dan lagu band teman saya Harmony Of Tragedi. Karena menurut saya lagu itu yang cocok ketika kesemerautan negara yang belum usai hari ini. Seminggu kebelakan saya mendengar akan terjadi perubahan kabinet dan koalisi partai. Perubahan yang saya nilai hanya mementingkan partai dalam kekuasaan. Yang hanya mementingkan bagaimana suatu kelompok yang mengatasnamakan rakyat. Beras, cabe, dan bahan pokok lainnya juga kini menjadi sasaran utama kenaikan harga yang entah memang langka atau ada permainan dari para kaum kapitalis atau juga dari para pemerintah negara. Warga negara yang sebagian banyak para petani dengan hidup di bawah rata-rata pastinya mempunyai banyak pohon cabe atau padi, tetapi kenapa kalangkaan yang di dapat. apakah para kaum kapitalis sengaja, setelah harga naik baru mereka keluarkan untuk menambah keuntungan, atau para pemerintah yang sengaja agar kegiatan suap-menyuap dan korupsi mereka lancar tanpa diketahui rakyat karena rakyat sibuk dengan biaya hidup. Atau juga memang tanaman tersebut langka karena lahan gara petani semakin sempit. Pembangunan gedung, rumah dan tempat rekreasi yang membuat tanah garapan rakyat semakin tidak ada. Bahkan hutanpun kini menjadi sasaran utama mereaka. Dengan mengatasnamakan rakyat mereka mencoba menipu kita, entah para kaum pengusaha atau penguasa ataupun keduanya.
Coba kita teliti lebih dalam arti kata demokrasi yang dianut pemerintahan sekarang. Apakah pendapat mahasiswa yang berdemo hampir setiap hari itu didengar, apakah para pemerintah menanggapinya. Yang menganggapi itu sekarang hanya polisi yang bertugas mengawal pendemo, dan ketika pendemo menuntuntut berdiskusi dengan pemerintah polisi memberikan demokrasi yang menurutnya adalah kebebasan untuk menembak mahasiswa. Apakah presiden kita menganggap demokrasi itu dengan cara memberikan pertanyaan tentang lagu ciptaanya kepada calon pegawai negri. Atau memberikan buku biografinya kepada anak SD yang menurut guru SD tersebut tidak sesuai kurikulum. Dasar demokrasi sekarang menjadi dasar dari kebebasan membuat untuk menghancurkan keindahan alam dengan gedung dan perumahan elit. Kebebasan tentang pendidikan telah diambil oleh orang yang mengaku dirinya bertuhan dengan cara memberikan gratis masuk dan perlahan-lahan menggrogoti para orang tua murid dengan menjual buku yang harus di miliki anak. Demokrasi kita telah dihianati oleh para kepitalis dan penguasa yang bekerjasama denga para kapitalis.
Pagi ini saya di temeni dengan lagu Aftercoma dan lagu band teman saya Harmony Of Tragedi. Karena menurut saya lagu itu yang cocok ketika kesemerautan negara yang belum usai hari ini. Seminggu kebelakan saya mendengar akan terjadi perubahan kabinet dan koalisi partai. Perubahan yang saya nilai hanya mementingkan partai dalam kekuasaan. Yang hanya mementingkan bagaimana suatu kelompok yang mengatasnamakan rakyat. Beras, cabe, dan bahan pokok lainnya juga kini menjadi sasaran utama kenaikan harga yang entah memang langka atau ada permainan dari para kaum kapitalis atau juga dari para pemerintah negara. Warga negara yang sebagian banyak para petani dengan hidup di bawah rata-rata pastinya mempunyai banyak pohon cabe atau padi, tetapi kenapa kalangkaan yang di dapat. apakah para kaum kapitalis sengaja, setelah harga naik baru mereka keluarkan untuk menambah keuntungan, atau para pemerintah yang sengaja agar kegiatan suap-menyuap dan korupsi mereka lancar tanpa diketahui rakyat karena rakyat sibuk dengan biaya hidup. Atau juga memang tanaman tersebut langka karena lahan gara petani semakin sempit. Pembangunan gedung, rumah dan tempat rekreasi yang membuat tanah garapan rakyat semakin tidak ada. Bahkan hutanpun kini menjadi sasaran utama mereaka. Dengan mengatasnamakan rakyat mereka mencoba menipu kita, entah para kaum pengusaha atau penguasa ataupun keduanya.
Coba kita teliti lebih dalam arti kata demokrasi yang dianut pemerintahan sekarang. Apakah pendapat mahasiswa yang berdemo hampir setiap hari itu didengar, apakah para pemerintah menanggapinya. Yang menganggapi itu sekarang hanya polisi yang bertugas mengawal pendemo, dan ketika pendemo menuntuntut berdiskusi dengan pemerintah polisi memberikan demokrasi yang menurutnya adalah kebebasan untuk menembak mahasiswa. Apakah presiden kita menganggap demokrasi itu dengan cara memberikan pertanyaan tentang lagu ciptaanya kepada calon pegawai negri. Atau memberikan buku biografinya kepada anak SD yang menurut guru SD tersebut tidak sesuai kurikulum. Dasar demokrasi sekarang menjadi dasar dari kebebasan membuat untuk menghancurkan keindahan alam dengan gedung dan perumahan elit. Kebebasan tentang pendidikan telah diambil oleh orang yang mengaku dirinya bertuhan dengan cara memberikan gratis masuk dan perlahan-lahan menggrogoti para orang tua murid dengan menjual buku yang harus di miliki anak. Demokrasi kita telah dihianati oleh para kepitalis dan penguasa yang bekerjasama denga para kapitalis.
*Film-Gie dan Mp3-Aftercoma dan Harmony Of Tragedi
Lebih baik diasingkan daripada menyerah dalam kemunafikan - Soe Hok-Gie
0 komentar:
Posting Komentar