26 Feb. 2011
Mungkin bukan suatu hal yang disengaja ketika seseorang sms saya untuk menanyakan hal-hal yang perlu dilakukan ketika sedang bermain drama, dia akan menghadapi mata kuliah drama bhs. Inggris. Dengan sederhana saya hanya menjelesakan yang saya tau tentang drama. Tidak lama berselang kami sedikit diskusi tentang peranan media dalam pendidikan dan pemerintah terhadap media. Diskusi yang memang berbeda pendapat itu tidak memberikan efek negatif bahakan diskusi tersebut membuat saya semakin merasa dekat dan yakin terhadap seorang yang diajak diskusi tersebut.
Berawal dari pertanyaan saya kepadanya mengenai pendapatnya tentang media televisi sekarang.
Dia menjawab,
Berfungsi untuk menghibur, tapi menghibur tanpa mementingkan pendidikan, tapi ada juga yang mendidik dengan di kamasi hiburan itu sendiri, jadi banyak di abaikan penonton. Tapi ga nyalahin juga, karena pesti ngikutin selera pasar.
saya sependapat soal ini dengannya, media televisi di indonesia sekarang hanya mementingkan tentang bagaimana cara menghibur tanpa melihat sisi negatif yang diberikan. Acara televisi sekarang lebih mengutamakan selera pasar yang mementingkan komersialisasi yang mengakibatkan turunnya rating acara-acara yang lebih mendidik di bandingkan sinetron televisi yang cenderung melebih-lebihkan sesuatu yang munkin tidak akan terlalu jauh seperti itu. Televisi sekarang hanya membonekakan penonton dengan suguhan yang kualitas siarannya dibawah standar rata-rata.
Bagaimana peranan pemerintah itu sendiri terhadap acara-acara televisi sekarang? Saya kembali bertanya.
Dia menjawab,
Lembaga pemerintah ikut andil, ga mingkin diem, contohnya kaya ada lembaga sensor atau lembaga-lembaga lainnya, tapi apa daya pemerintah buat mengimbangi kemampuan rakyat sebagai konsumer program-program televisi? Pikir kembali ! kembali lagi bahwa setiap hal itu saling mempengaruhi, seperti disini entah itu antara penonton, produsen, dan pemerintah tentu mengejar tujuan, keinginan, kepuasan, dan target masing-masing.
Mulai dari sini perbedaan pendapat kita mulai berbeda. Cara pandang yang dilakukan juga hampir berbeda. Dimana seorang teman saya itu mungkin terlihat kejadiaan ini sebagai kesalahan para konsumen untuk menikmati apa yang disuguhkan oleh produsen meski itu kurang dari sisi positifnya, dan saya tetap tidak setuju terhadap itu, karena pemerintah juga berperan penting dalam hal ini. menurut saya pemerintah yang sekarang hanya memikirkan bagaimana dia memiliki apa yang dia mau dan tidak memikirkan dimana letak negatif yang akan diterima di lingkungan luar. Seperti contoh pada awal bulan kemarin para pemerintah pusat menaikan bea cukai masuk terhadap film-film luar negri yang akan masuk ke Indonesia, secara tidak langsung pemerintah menginginkan agar para penonton untuk menonton film-film Indonesia yang kebanyakan hanya menceritakan tentang setan atau hantu yang tidak di ketahui kebenarannya dengan di bumbui seks yang tidak cocok dengan adat istiadat budaya Indonesia. Pemrintah padahal sangat bisa mengendalikan acara-acara di televisi dengan berbagai macam cara, entah dengan cara membatasi siaran sinetron yang sekarang hampir setiap hari ada, atau membatasi acara gosip yang dari pagi hingga malam dengan disiarkannya setiap hari, atau dengan cara apapun yang bisa dilkukan untuk menjaga perilaku negatif yang akan ditimbulkan acara-acara di televisi.
Perbedaan pendapat sangat jelas saat saya bertanya saya memberi sedikit pendapat saya terhadap peranan pemeritah tersebut.
Dia menjawab pendapat saya dengan jawaban seperti ini,
Tanya sama orang Indonesia kenapa doyan sinetron, kalo ga doyan gakan mungkin menjamur di televisi, kalo pemerintah salahnya kurang geraknya, tapi kan belum pernah terjun jadi aparatur negara , mungkin tugasnya ga sesederhana itu yang kita liat, jadi kita tidak bisa mendikte seseorang kalo belum pernah jadi seperti orang itu atau ada diposisi mereka.
Saya sependapat terhadap pendapatnya terhadap orang-orang yang suka akan sinetron Indonesia. Para penonton sekarang hanya senang dengan acara-acara yang memberikan perasaan yang dilebih-lebihkan seperti sinetron sekarang yang terlalu melebih-lebihkan segala sesuatunya, atau jaman sekarang sering menyebutnya dengan kata lebay. Dan sependapat juga dengan pegerakan pemerintah terhadap sesuatu yang dinilai sudah kurang bermanfaat lagi bagi orang banyak. Tapi tidak sependapat dengan tugas pemerintah yang tidak sesederhana. Memang pemerintah mempunyai berbagai macam persoalan, seperti persoalan korupsi pemerintahan itu sendiri, suap-menyuap antara perusahan baik swasta maupun negri, masalah pemulangan WNI di negara yang sedang mengalami konflik, atau pun masalah tehadap pluralisme yang hancur dan rasa bhineka tunggal ika yang sedikit demi sedit luntur entah sebabnya. Tetapi kalo kita lihat pembagian yang tidak tertata rapih terhadap tugas yang di emban pemerintah yang mengakibatkan semua ini berjalan sangat lamban. Pemerintahan sekarang mungkin hanya mementingkan penampilan luar dengan tidak memperhatikan penampilan didalam dirinya sendiri. Saya memang belum pernah menjadi orang dalam pemerintahan dan saya tidak mau, tetapi kalau di cermati lebih dalam, orang-orang yang ada dalam pemerintahan adalah orang-orang yang memang benar-benar terpilih karena keahliannya masing-masing. Tetapi kenapa orang-orang yang ada di pemerintahan hanya berkomentar ketika akan membangun tampat kerja baru para pemerintahan atau renofasi rumah dinas yang akan dimilikinya. Dimana peranan pemerintahan terhadap kasus-kasus saat ini.
Saya memberikan satu pendapat tentang perbedaan pemerintahan sekarang terhadap pemerintahan dahulu terhadap siaran televisi.
Dan teman saya tersebut menjawab,
Seiring majunya jaman, pasti ada punya pemikiran , inovasi, dan selera yang berubah juga. Kan kebijakan yang ada pada rezim orde baru tidak bisa di terima dengan sepenuhnya oleh rezim sekarang, pasti di pilah pilih dulu. Emang sekarang mah banyak di cekokin hal-hal yang kurang bermanfaat.
Inilah puncak kesamaan pendapat kami terhadap pemerintahan yang sekarang tehadap siaran televisi sekarang meskipun ada sedikit yang berbeda. Dia sangat mengakui acara-acara sekarang hanya mencekoki para penikmat televisi dengan hal-hal yang jauh dari kata manfaat. Dan dia sangat setuju terhadap pendapat saya tentang kebijakan pemerintahan yang dahulu tentang peranan penting acara televisi terhadap masyarakat banyak.
Sekarang kemajuan yang terjadi hanya revolusi tehnologi dan kemunduran terjadi juga pada revolusi pemikiran.
Teman saya menjawab terhadap pendapat saya tersebut dengan,
Kita-kita yang akan naikin lagi revolusi pemikiran, yang sedikit banyak akan ada perubahan.
Kita-kita yang akan naikin lagi revolusi pemikiran, yang sedikit banyak akan ada perubahan.
Kita akan bersama untuk membangun revolusi itu dengan cara kita masing-masing, yang jelas kita akan menjadikan kemampuan yang kita bisa untuk dijadikan senjata agar kita bisa bermanfaat bagi orang lain dan lingkungan.
Playlist : Ost. Gie, Metalica, Disinfected, Forgotten, Speaker First
Book : SOE HOK-GIE..sekali lagi. buku, pesta, cinta di alam bangsanya
Movie : Knight And Day
Quotes : Seperti prajurit perang, diam, tapi gagah punya banyak senjata buat persiapan ( Narti Herwanti)
Book : SOE HOK-GIE..sekali lagi. buku, pesta, cinta di alam bangsanya
Movie : Knight And Day
Quotes : Seperti prajurit perang, diam, tapi gagah punya banyak senjata buat persiapan ( Narti Herwanti)
*seorang yang berdiskusi dengan saya tersebut adalah seorang perempuan yang bernama Narti Herwanti.
0 komentar:
Posting Komentar